Saturday, March 25, 2006

Pengantar:
Berikut adalah terjemahan buku My Life in Art karya Konstantin Stanislavsky [Foreign Languages Publishing House,Moscow].Diterjemahkan dari bahasa inggris oleh Max Arifin.Belum diterbitkan sebagai buku.Informasi lebih lengkap tentang terjemahan buku ini, silakan menghubungi:Max Arifin [70 tahun],Jl.Bola Volley Blok E 33, Perum Griya Japan Raya,Sooko,kabupaten Mojokerto 61361 jawa timur. Telp 0321- 326915 , hp 085 230039807, email: daxxenos2@yahoo.com.[***]


4.BILA ANDA MELAKONKAN ORANG JAHAT,CARILAH DI MANA KEBAIKANNYA
Lakon The Usurpers of the Law

Masyarakat Sastra dan Seni –selanjutnya kita sebut Masyarakat saja—ternyata mengalami kegagalan dalam bidang keuangan justru pada tahun pertamanya, namun hal itu tak menggoyahkan kepercayaan kami yang pada akhirnya toh berhasil.

Di awal-awal dari masa kedua terjadi perubahan-perubahan yang berarti. Persaingan yang ada dalam sekolah drama dan opera dan antara para sutradara—Fedotov dan Komissarzhevsky—memunculkan ketidaksetujuan-ketidaksetujuan dan secara material keseluruhan beban itu jatuh ke pundakku. Tambahan lagi pertemuan-pertemuan malam keluarga lama-lama mengalami kebosanan.

Para aktor bilang:”Kami sudah lelah bermain di teater’.Yang lainnya :”Kami lelah melukis di rumah”. Atau yang lainnya:”kami lebih senang bermain kartu pada malam hari dan di sini tak ada kartu untuk bermain. Lalu, club macam apa ini?”

Para seniman itu tidak mau melukis tanpa kartu, penari tak mau menari, penyanyi tak mau menyanyi. Kehancuran club itu dipercepat lagi oleh suatu konflik setelah seniman meninggalkan Masyarakat yang diikuti oleh banyak aktor. Yang tinggal adalah departemen drama dan sekolah drama-opera.

Masa kedua bagi Masyarakat Seni dan Sastra [1889-90] dibuka dengan produksi The Usurpers of the Law karya Pisemsky. Aku memerankan peranan Emperor Paul I, seorang jenderal. Lakon ini ditulis dengan baik sekali tetapi dalam kesulitan bahasa dari sebuah epos. Jendral Imshin pergi berperang meninggalkan istrinya yang masih muda—anak seorang bangsawan yang jatuh bangkrut—kepada saudaranya yang berperangai Don Juan, Pangeran Sergey. Wanita muda itu mencintai seorang opsir pengawal yang tampan dan ketika Pangeran Sergey secara tidak sengaja mengetahui mereka, ia memutuskan untuk mengancam wanita itu untuk membuka pada umum masalah itu atau menyerahkan diri padanya.

Tetapi sang jenderal tampaknya mencium adanya bahaya; dengan tak terduga ia pulang, berjalan tanpa dilihat ke ruang perpustakaan lewat kebun dan mengamati segala sesuatu, baik penghianatan yang dilakukan oleh saudaranya maupun ketidaksetiaan istrinya. Opsir muda itu datang untuk melihat kekasihnya dan berhadapan dengan sang suami yang sudah tua itu. Adegan tersebut, di mana jenral itu bermain dengan istrinya seperti seekor kucing dengan seekor tikus tampak benar-benar mempunyai kekuatan. Ia mengunci keduanya di atas loteng dan di sana dengan seorang pelawak yang bertindak sebagai hakim, jenderal itu memimpin peradilan, menghukum kedua kekasih itu dengan hukuman seumur hidup.Berhari-hari jendral itu duduk-duduk di jendela penjara di mana istrinya dihukum, dirobek-robek rasa kasihan dan iri hati.

Sementara itu ayah istrinya, seorang perwira pemabuk dengan awajah jendral besar Rusia Suvorov mengumpulkan pengikut-pengikutnya dan menyerang penjara itu untuk membebaskan putrinya. Terjadi pertempuran sesungguhnya di atas pentas. Para penyerang memanjat pagar-pagar, mendobrak loteng dan membebaskan para napi. Sang jendral dengan cepat mengumpulkan teman-temannya dan melakukan serangan balik. Para penyerang mundur, tetapi Imshin luka parah. Sebelum mati ia memberikan istrunya pada Rykov, sang perwira muda itu. Lakon tersebut, sebuah tragedi sejati di awalnya melorot menjadi sebuah melodrama menuju akhir.

Banyak yang kutemukan sebelumnya kugunakan pada tulisan ini:restraint—pengekangan, pengendalian--,concealing—menyembunyikan—dari perasaan iri hati batiniah—inner jealousy—di bawah topeng ketenangan lahiriah yang begitu membakar tempramen dalam peran Anany, mimetics [peniruan] dan the play of the eyes [sesuatu yang datang sendiri ketika terjadinya anarki pada urat-urat atau otot-otot menghilang dengan] revelations yang sepenuhnya bersifat spiritual dari jiwa pada saat tekanan itu meninggi dan metode-metode my old man dari lakon The Miser Knight. Adalah benar bila dikatakan terdapat batu-batu karang yang berbahaya, seperti sepatu lars tinggi, pedang, kata-kata dan perasaan cinta kasih dan jika bukan puisi [verse] adalah bahasa yang angkuh yang ada dalam epos, tetapi Imshin bukanlah orang rusia untuk merasa takut terhadap orang Spanyol yang ada dalam diriku. Dan cintanya tidak muda lagi tapi sudah tua dan bersifat karakteristik tinimbang romantik.

Orang-orang mengatakan, bahwa aku telah menciptakan suatu imagi yang bertentangan dengan diriku, tetapi aku tidak tahu bagaimana. Teknik aktingku mendorong aku ke kebenaran dan kebenaran merupakan stimulan terbaik bagi emosi, inkarnasi, imajinasi dan kreativitas. Itu adalah pertama kalinya aku tidak menerima siapapun dan aku merasa baik-baik saja di atas pentas.

Cuma ada satu hal yang tepat untuk itu yang kutemukan dalam gaya berikut ini.

Latihan untuk lakon The Usurpers of the Law bertepatan dengan [latihan] lakon lainnya di mana aku tidak mengambil bagian tetapi aku datang melihatnya bila aku mempunyai waktu senggang. Sering pendapatku diminta atau ditanya tentang sesuatu. Kata-kata yang baik dan benar muncul bukan ketika anda mau mengatakan tentang mereka, ketika mereka menjadi perlu bagi diri mereka sendiri. Sebagai contoh, aku tidak dapat berfilsafat, berpikir dan menciptakan aphorisme bila aku sendirian.Tapi bila aku menjelaskan pikiran-pikiranku kepada orang lain, maka di sana diperlukan logika untuk argumentasiku dan aphorisme-aphorisme muncul sendiri. Dan itulah yang terjadi pada waktu ini. Apa yang terjadi di pentas adalah lebih baik dilihat dari auditorium daripada dari pentas itu sendiri. Melihat dari auditorium seketika aku bisa melihat kesalahan-kesalahan yang terjadi di pentas dan mulai menjelaskan pada teman-temanku.

“Lihatlah ke mari”,kataku pada salah seorang dari mereka,”kau memerankan seseorang yang sedih tanpa alasan; kau merengek sepanjang waktu dan kau risau, tampaknya, bahwa kau tidak tampak seperti seorang yang sedih-tanpa alasan itu. Tapi kenapa risau soal itu ketika pengarangnya sendiri sudah menaruh perhatian terhadap hal itu. Hasilnya adalah seperti kau melukis sebuah gambar cuma dengan satu warna dan warna hitam Cuma menjadi hitam ketika beberapa [warna] putih dimasukkan untuk menimbulkan kontras. Jadi masukkanlah sedikit warna putih seperti beberapa warna yang terdapat pada pelangi ke dalam peranmu. Akan terdapat kontras, keanekaan dan kebenaran. Jadi bila kau memerankan seorang yang sedih tanpa alasan [atau yang disebut penyakit-bersedih-hati], carilah di mana ia berbahagia dan bergembiralah. Jadi setelah ini kau terus juga merengek, maka sebentar lagi kau akan bosan. Sebaliknya kemauan keras supaya dilipatgandakan. Tersu menerus dan rengekan yang non stop yang kau lakukan tak tertahankan seperti kita mendapat sakit gigi. Bila kau memerankan orang baik, carilah di mana kejahatannya dan dalam diri orang jahat, carilah di mana kebaikannya.”

Setelah tanpa sengaja mengucapkan aphorisme ini aku sadar bahwa tak ada yang kabur atau samar-samar tentang peran jendral Imshin. Aku telah membuat kesalahan yang sama seperti yang dilakukan oleh temanku. Aku memerankan peran orang jahat tetapi tak ada perlunya untuk memperhatikan hal itu, penulisnya sendiri telah memperhatikan hal itu lebih dari cukup.
Apa yang tertinggal padaku adalah untuk melihat dan mencari di mana letak kebaikannya, penderitaan, penuh rasa penyesalan, kasih sayang, kelembutan dan pengorbanan. Dan inilah beban-beban baru pada latihan aktor-aktorku.

Bila anda memerankan seorang jahat, carilah di mana letak kebaikannya.
Bila anda memerankan seorang tua, carilah di mana letak ketuaannya, dan lain-lain.

Makin aku mendapat keuntungan dari penemuan yang baru ini, makin lembut nada umum [general tone] dari lakon The Usurpers of the Law, makin sedikit keluhan tentang beratnya lakon tersebut.

Sepanjang masa kedua itu Msyarakat Seni dan Sastra mengejar garis pertanyaan artistik yang hampir sama dan masalah-masalah teknis seperti yang terdapat pada masa-masa pertama.
Sangat disayangkan bahwa Fedotov tidak meletakkan semangat tua yang sama ke dalam pekerjaannya. Ia merasa tidak puas dengan sesuatu; ia tidak bisa bersama-sama dengan Komissarzhevsky dan kehilangan kepentingan di dalam teater kami.[***]

No comments: