Saturday, December 02, 2006

Ada Bimbo di HUT Kabupaten Sumbawa Barat

ADA BIMBO DI HUT KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Catatan perjalanan oleh abdul malik

Perayaan hari lahir ke 3 Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) nampaknya akan diadakan secara meriah. Kelompok vokal asal Bandung, BIMBO akan menghibur masyarakat Taliwang dan sekitarnya pada Senin, 20 Nopember 2006 di alun-alun KSB di Kecamatan Taliwang.
Sehari sebelumnya akan diadakan pentas kolosal oleh Teater Total dengan tema “Nuansa KSB Bumi Penuh Rahmat Tuhan” di alun-alun KSB pada pukul 20.00 wita.
Mustakim Biawan sutradara pementasan tersebut di rumah makan Totang Rasa, Taliwang, Kamis siang (9/11), mengatakan bahwa nantinya pementasan akan didukung lebih dari 100 seniman KSB dengan mengambil tema sentral “Berbeda Itu Indah”.
Musbiawan, panggilan akrab mantan Kepala Taman Budaya Nusa Tenggara Barat tersebut menjamin bahwa pentas kolosal nantinya bebas dari titipan dan sponsor yang biasa dilakukan pejabat saat menggelar ulang tahun.

Datanglah ke kecamatan Taliwang yang menjadi ibukota KSB. Disana sini akan tampak pembangunan yang pesat dan kadang membuat kita geleng kepala. Jumat siang (10/11) terlihat sejumlah pekerja sedang mengerjakan gedung DPRD yang menelan biaya 7 milyar, sementara jumlah anggota dewan di KSB hanya 20 orang.
Di sudut yang lain gedung kabupaten KSB sedang dikebut termasuk fasilitas helipad. Di seberangnya ada guest house dengan kapasitas 600 kamar.Begitulah geliat Taliwang yang kalau mau jujur diakui karena keberadaan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
PT NNT tahun 2005 membayar Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp 9.063.178.522 kepada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Sumbawa Barat. Hal ini diungkapkan Bapak Malik Salim, Senior Manajer Hubungan Eksternal PT NNT, Sabtu malam, (11/11) di Hotel Lombok Raya, Mataram. Di luar kewajiban tersebut , PT NNT setiap tahun juga mengeluarkan sekitar dua puluh miliar rupiah untuk pengembangan masyarakat dan bantuan sosial. (Buletin Suara Batu Hijau, Edisi Masyarakat, No.10/Nopember 2005).

Max Arifin,70, budayawan kelahiran Alas, Sumbawa Besar, menyempatkan diri mengunjungi Taliwang sebagai bagian dari agenda pulang kampung yang disponsori PT Newmont Nusa Tenggara.”Ada banyak perubahan di Taliwang semenjak saya mengajar di SMI (Sekolah Menegah Islam, setingkat SMP) Taliwang sekitar empat puluh tahun lalu.”. Saat mengajar di Taliwang selama tiga tahun tersebut, Pak Max, apnggilan akrabnya mempunyai kelompok musik.”Saya bagian main biola dan gitar”. Salah satu anggotanya yang masih hidup adalah Bapak H.Lalu Muhadli, ayahanda Bupati Taliwang saat ini, K.H.Zulkifli Muhadli, SH, MM.
Tinggal di rumah yang asri di Jl.Mawar, Pak Muhadli menerima kehadiran kami dengan ramah, Jumat (10/11). Setelah makan siang, kami mengunjungi Pondok Pesantren Al Ikhlas di Jl.Pondok Pesantren 112.Di lahan seluas lima hektar dengan pemandangan bukit yang indah berdiri juga Universitas Cordova. Baik Pondok Pesantren maupun Universitas Cordova dikelola oleh Bapak K.H.Zulkifli Muhadli, SH MM.
Sebagai alumni Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Pak Zulkifli menerapkan metode pendidikan Ponpes Gontor pada Pondok Pesantren Al Ikhlas yang dikelolanya.
Nama Cordova diambil dari nama sebuah kota di Spanyol yang pernah menjadi pusat kejayaan peradaban Islam dan pengembangan iptek pada abad X-XI. Diharapkan nama Cordova dapat menjadi sugesti dan pemompa semangat perjuangan bagi pimpinan dan staf Undova dalam memberikan pelayanan jasa pendidikan tinggi kepada masyarakat.
Undova pada tahun ajaran 2005/2006 memiliki 214 mahasiswa yang tersebar pada 5 Program studi yaitu: Ekonomi Islam, Teknik Informatika, Teknik Pertambangan, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Inggris dan Ilmu administrasi Pemerintahan.
Saya teringat kepada Bapak Machmoed Zain, mantan Bupati Mojokerto di Jawa Timur, yang begitu mengagumi kejayaan Majapahit , sehingga nama universitas yang didirikan saat masih menjabat sebagai bupati pun mencantumkan Majapahit: Universitas Islam Majapahit (UNIM). Sampai hari ini masih berdiri cukup megah di Jl.Raya Jabon Kabupaten Mojokerto, dengan arsitektur bernuansa Majapahit.

Di ruang tamu yang semilir oleh angin ,siang itu Ibu Bupati didampingi putra sulung dan salah satu kerabat, menerima kedatangan Pak Max Arifin dan tim, sementara Bapak Bupati sedang berada di Jakarta untuk tugas kedinasan.
Selanjutnya Pak Max menceritakan tentang bagaimana ‘menemukan’ salah satu sahabat lamanya, H.Lalu Muhadli.”Saat itu saya sedang sakit di RS SidoWaras, Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Ada anak muda yang mengenalkan diri bahwa istrinya berasal dari Sumbawa, dan memiliki nomor telepon H.Lalu Muhadli.”. Begitu gembiranya, dari kamar RS Sido Waras, Pak Max langsung mengontak sahabat lamanya lewat ponsel. Dan kontak selanjutnya berlangsung sampai hari ini.

Pak Max menyerahkan cinderamata perahu Majapahit yang dimasukkan dalam botol dengan tulisan berupa lawas :Kudatang jango desa/Nonda kaling kubawa/Salamat gama parana/, dua buku terjemahan Pak Max masing-masing My Life in Art karya Konstantin Stanislavsky, Ledakan dan Bom- biografi Antonin Artaud dan buku Kabupaten Mojokerto Menuju Masa Depan, yang diterima Ibu Bupati.
Sementara Ibu Bupati menyerahkan sebotol madu khas Sumbawa.

Menjelang pukul tiga sore, Pak Max dan tim pamit dan melanjutkan perjalanan kembali ke Hotel Trophy di Maluk.



Salah satu ‘hadiah’ bagi ulang tahun Kabupaten Sumbawa Barat yang ke 3 tanggal 20 Nopember 2006 adalah perubahan status desa Maluk yang berpenduduk tujuh ribu jiwa menjadi kecamatan.
Dalam beberapa kesempatan, saya mendengar tentang berita korupsi, ijazah SD Bupati Taliwang yang dipertanyakan keabsahannya, rencana Bupati menggelar seribu spanduk untuk masuk MURI dengan tulisan yang provokativ “Mari kita rebut tiga persen saham PT Newmnont untuk KSB”, dana lima ratus juta yang digulirkan PT Newmont Nusa Tenggara kepada Pemkab KSB untuk proyek jalan menguap tanpa realisasi kongkrit.
Kembali saya teringat kepada sahabat email saya: Arif Hidayat. Pemuda kelahiran Alas, Sumbawa Besar tersebut adalah redaksi Sumbawanews, dan saat ini menjadi ketua panitia Hari Anti Korupsi Sedunia 9 Desember nanti.Dalam salah satu kesempatan dari Hotel Trophy di Maluk, Rabu (8/11) saya sempat bertanya via ponsel kenapa tidak membuat liputan khusus berkaitan isu korupsi yang begitu santer di KSB.
“Tak ada informasi dan data yang masuk,” kata Arif yang juga aktif dalam Masyarakat Transparansi Indonesia dan Tiga Pilar Kemitraan..Rasanya benar juga informasi dari sebuah lembaga dunia yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara terkorup di dunia. Bahkan penyair Taufiq Ismail memberi judul antologi puisinya :Malu Aku Jadi Orang Indonesia………………………………………………………………..

(abdul malik, email:banyumili@telkom.net)

No comments: