Saturday, December 02, 2006

Agus Irawan Syahmi: Penyair Sumbawa

Agus Irawan Syahmi: Penyair Sumbawa
TERBIT: ANTOLOGI PUISI MERAH PUTIH CINTAKU

Penerbit : KEMAS SAMAWI (Kerukunan Masyarakat Pecinta Seni Samawa Ano Rawi), Sumbawa Barat
Pengantar : KH Zulkifli Muhadli, SH, MM (rektor Universitas Cordova Indonesia, di Taliwang, Kab.Sumbawa Barat)
Cetakan pertama : Agustus 2006
Tebal : ix + 96 halaman

Merupakan antologi puisi tunggalnya yang kedua setelah Nyanyian Rembulan (2004). Terbagi dalam dua bagian Merah Putih Cintaku (27 puisi) dan bagian kedua dengan Sajak Cinta SMS (56 puisi). Dua puisi diantaranya dalam bahasa daerah Taliwang: Beka Po dan I..Aqu’na,…Bero Mo.
Puisi Beka Po sempat dibacanya dalam Apresiasi Sastra di SMAN Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Kamis, 9 Nopember 2006. Dalam acara yang disponsori oleh PT Newmont Nusa Tenggara tersebut hadir pembicara utama: Max Arifin dan Dinullah Rayes, dengan moderator Wahyu Sunan Kalimati, penulis buku Pilar-pilar Budaya Sumbawa.Dihadapan sekitar 150 undangan, Agus Irawan Syahmi menunjukkan kualitasnya sebagai pembaca puisi yang handal.

Dalam buku ini Agus Irawan Syahmi (AIS) masih berkutat pada persoalan teknis bahasa ucap. Dan belum sepenuhnya berhasil.
Meskipun dengan tema yang sama, kalau boleh membandingkan, puisi-puisi karya Wiji Thukul masih lebih “kena” meskipun dengan bahasa ucap Wiji Thukul yang ‘ala penyair kampung’ itu.
Atau bolehlah menengok puisi Goenawan Mohamad :Zagreb---berbicara tentang tema sosial politik dengan begitu mencekam.
Beberapa puisi dalam buku ini malah terkesan sloganisme.
Kesibukan AIS sebagai politisi muda mungkin membuatnya tak banyak waktu membaca buku untuk menambah referensi dalam eksplorasi bahasa ucap.

Membaca judul antologi puisi Merah Putih Cintaku, spontan saya teringat pada penyanyi Leo Kristi. Lewat syair-syair lagu yang ditulisnya , nasionalisme, hadir dengan roh yang sungguh berbeda.

Namun ada juga puisi yang cukup menarik Menjelang Lebaran: Sehabis lelah mencapai/ Setelah lapar dikenyangkan/ Setelah birahi diragikan/ Setelah malam didirikan/ Setelah qalam dikhatamkan/setelah duka fakir disenyumkan/ Setelah takbir, tahmid dan tasbih dilagukan/Selalu ada yang tergadai dalam sunyi jiwa/ Bila pintu maaf atas lafas-laku kami yang ternoda/Tak tersucikan dari kemuliaan kalbu jamaah seiman/
Perkenankan kami bersama kekasih keindahan surga MU/Taqabalallhu minna wa minkum/

Bagaimanapun kehadiran AIS menambah daftar nama penyair Sumbawa, selain Dinullah Rayes dan Asmi Dewi (karyawati PT Newmont Nusa Tenggara, yang sedang menyiapkan antologi puisi tunggal yang pertama).

Agus Irawan Syahmi, lahir di Tepas-Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, 37 tahun lalu. Bapak 3 anak , alumni Universitas Muhammadiyah Mataram..Saat ini menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Sumbawa Barat.
Sebelumnya telah menerbitkan antologi puisi tunggal Nyanyian Rembulan (Lembaga Kebudayaan LONTO ENGAL, Sumbawa, 2004).
Beberapa catatan berkesenian antara lain:
-Pendiri dan pembina Kerukunan Masyarakat Pecinta Seni Samawa Ano Rawi (KEMAS-SAMAWI) Sumbawa Barat
-Elemen Komunitas Sastra Sumbawa Barat
-Tim kreator Lembaga Kebudayaan Lonto Engal, Sumbawa
-Pendiri dan pembina lembaga musik PROGRES RAAW Taliwang, Sumbawa Barat
-Mengikuti Festival Teater Nasional di Solo, 1993 bersama Bengkel Aktor Mataram
-Menjadi sutradara pagelaran sastra Dari Catatan Harian Sahdi untuk Sahdia, karya Max Arifin, pada Festival Teater Kampus di Universitas Mataram, 1992.
-Ketua Bidang Teater SASENTRA Universitas Muhammadiyah Mataram 1990-1993
-Menjadi sutradara pagelaran sastra Lautan Jilbab karya Emha Ainun Nadjib bersama SASENTRA Universitas Muhammadiyah Mataram, 1993.

Alamat kontak:
Agus Irawan Syahmi,
Jl.Lasap Gang Brang Mate 13, Menala, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat
Hp 081 339 722 369.

(abdul malik, email:banyumili@telkom.net)

No comments: